Acupuncture for Kids and Baby / Akupunktur untuk Anak-Anak dan Bayi /
“Akupunktur untuk anak-anak dan bayi? Serem banget! Bukannya sakit?”
Ketika mendengar istilah akupunktur, terkadang yang langsung terlintas di pikiran adalah jarum berukuran besar yang dimasukkan ke kulit dan menimbulkan rasa sakit. Nyatanya, Akupunktur Jepang yang ditekuni dr. Yudhi Gejali memiliki pendekatan yang halus dan minim sakit, apalagi metode Shonishin yang khusus untuk anak-anak.
Metode Shonishin mulai berkembang di Osaka, Jepang sejak abad ke-17, dan jika ditelusuri lebih lanjut memiliki sejarah hingga ke Tiongkok kuno. Metode ini secara khusus dikembangkan untuk anak-anak dan bayi.
Praktisi metode Shonishin tidak menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam kulit, dan sebagai gantinya, berbagai alat akan dipakai untuk memberi stimulasi secara halus pada kulit. Stimulasi ini merangsang reaksi biokimia dan energi, yang kemudian memicu otak dan organ yang penting dalam kerja sistem imun untuk kembali ke titik homeostasis (stabil). Proses ini merepresentasikan bagaimana kulit, otak, dan well-being secara keseluruhan saling berkaitan.
Metode Shonishin dapat menjadi alternatif konsumsi obat-obatan dalam membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan anak, termasuk kolik, gangguan pencernaan, GERD, konstipasi, dan diare. Di samping itu, metode Shonishin juga terbukti bermanfaat dalam perawatan anak-anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), “kanmushi”, alergi, asma, eksim, gatal-gatal, kebiasaan mengompol, dan gagap. Bayi seusia 1 bulan sudah bisa secara efektif dirawat dengan metode Shonishin.
Terapi akupunktur dengan metode Shonishin akan menghasilkan sensasi feel good, dan anak-anak biasanya akan merasa lebih tenang dan rileks. “If kids smile more, the mom will smile more. And the father will also smile more.”